Minggu, 27 Februari 2011

Apa kabar kereta ku?

Naik kereta api, tut…tut…tut…
Siapa hendak turut
Ke Bandung, Surabaya
Bolehlah naik dengan percuma
Ayo kawab ku lekas naik
K’reta ku tak berhenti lama

Lagu yang cukup melegenda di kalangan anak kecil pada saat itu. Lagu yang menggambarkan betapa senangnya anak-anak akan alat transportasi “ular besi” ini. Ya….kereta api. Dulu, alat transportasi ini menggunakan bahan bakar batu bara dalam pengoperasian nya, sehingga menghasilkan uap hasil pembakarannya. Oleh karena itu masyarakat memanggilnya kereta api. Tapi, seiring dengan berjalannya waktu dan dengan pertimbangan penggunaan bahan bakar batu bara yang keberadaan nya semakin berkurang maka PT KAI mengganti tenaga batu bara dengan listrik, istilahnya pun berubah menjadi Kereta Api Listrik (KRL).
KRL masih jadi alat transportasi yang utama yang diandalkan masyarakat Indonesia. Konsumen nya beraneka ragam, mulai dari kalangan anak – anak usia sekolah, mahasiswa, para orang kantoran, sampai ibu rumah tangga. Beberapa keunggulan mengapa masyrakat memilih alat transportasi ini adalah jarak tempuhnya yang relative cepat dan harga nya yang terjangkau. Tapi, bagaimana sebenarnya wajah perkereta apian kita saat ini?
Mungkin, kalau kita lihat dari keunggulan yang diuraikan tadi, kita memang lebih memilih untuk menggunakan Kereta Api. Tapi, di sisi lain terkadang Kereta Api mengalami beberapa kendala. Seringnya keterlambatan kedatangan Kereta Api dari jadwal yang ditentukan, membuat penumpang yang sudah menunggu di Stasiun terlantar dan sangat membludak pada saat di angkut di kereta sehingga sampai berdesak-desakan, atau ada yang sampai duduk di atas atap KRL. Jelas ini sangat merugikan waktu dan berbahaya.Tak sedikit korban yang ada karena masih ada yang membandel untuk duduk di atas kereta. Atau, terkadang Kereta yang tiba-tiba mogok dijalan atau masalah teknis yang lainnya. Hal ini dikarenakan umur kereta yang seharusnya tidak layak untuk beroperasi tapi masih harus dipergunakan sehingga membutuhkan perawatan yang sangat memakan waktu. Harga tiket yang terjangkau untuk KRL Jabodetabek ekonomi sebesar Rp.2000, Ekonomi AC Rp.5500, Pakuan Express Rp.11.000 memang kita tidak bisa mengharapkan hal yang banyak, tapi agaknya perbaikan fasilitas memang harus dilakukan agar masyarakat semakin nyaman dengan KRL.
Peranan yang sangat besar dibutuhkan untuk memperbaiki kehidupan perkeretaapian di Indonesia. Mulai dari Pemerintah sampai masyarakat itu sendiri. Kesadaran kita sangat diperlukan. Perhatian dari Pemerintah juga, untuk menambah unit Kereta Api yang tentunya layak untuk digunakan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada konsumen setia Kereta Api. Jadi, tidak ada pihak yang perlu disalahkan, kalau semuanya saling bekerja sama pasti akan menghasilkan hasil yang terbaik.